One Moment
Sunday morning, matahari mulai tersenyum hangat,tampak burung – burung merpati bergerumbul di tepi danau taman kota . Terlihat anak kecil berlarian dengan dengan orang tua mereka ( bisa digambarkan perfect world dalam dongeng). Dari sudut taman tampak seorang gadis sedang duduk di bangku kayu sedang kesulitan membuka tutup botol pepsi blue kesukaannya.
“ Fan …..” tampak seorang laki – laki dari belakang berjalan menghampirinya dan langsung merebut minumannya.
“What…… !!!” wajah Tiffany langsung berubah seperti kertas kusut karena tidak rela minuman yang sudah ia buka dengan susah payah , di ambil begutu saja oleh Nick .
Dengan wajah tanpa dosa Nick langsung disebelahnya dan bernyanyi dengan suara yang tidak kalah heboh seperti kaleng jatuh. Tentu saja hal itu membuat Fanny berasa ingin muntah saja dan tertawa ngeri . Fanny pun meminta Nick untuk tidak bernyanyi.
“Jangan buat hariku semakin buruk dengan suaramu yang seberti kaleng jatuh itu…..!!! ” seru Fanny kesal. Mendengar ancaman Fanny hanya membuat Nick semangat saja dan mengeraskan suaranya . Fanny sudah tidak betah lagi , Ia pun mengambil kantong plastic makanannya lalu menutupkan kekepala Nick dan ia pun berlalu meninggalkan Nick sambil tertawa penuh kemenangan.
“ Tunggu Fan…!!!” seru Nick hampir jatuh mengejar Tiffany yang sudah jauh di depannya .
“ Cepat …” seru Fanny dan menghentikan langkahnya.
“ Jalanmu cepat sekali seperti dikejar anjing” ucap Nick tersengal – sengal .
“ Hari ini aku lupa kalau setengah jam lagi ada latihan teather untuk pertunjukan bulan depan”. ucap Fanny optimis .
“ Jarak sanggar dari sini sangat jauh, aku tidak yakin bisa datang tepat waktu, biar ku antar saja skalian aku juga mau pulang “ . Terang Nick dengan influence .
“Ok…..ok…..” jawab Fanny dengan wajah yang super ceria, karena ia tidak perlu repot – repot naik bus yang teramat sangat panas.
Sesampainya disanggar para pemainnya mendapat perannya masing – masing dan sebagai yang paling cantik dan acting yang bagus , Tiffany mendapatkan peran utama. Tapi dia agak terkejut saat matanya melihat dalam scrip bahwa dia harus melakukan “kissing scene” dan hal ini agak membuatnya merasa tidak nyaman . Sedangkan Nick yang dari tadi ikut terpaku setelah membaca skripnya . Tiba-tiba dadanya tersa panas tanpa alasan.
“ Kau kenapa , sakit ..? . Tanya Fanny khawatir melihat melihat wajah Nick begitu pucat .
“ Tidak ada apa-apa mungkin ini gara-gara aku kebanyakan minum soda hingga perutku sakit “ ucap Nick canggung .
“ Ok …… hati – hati kalau begitu “ ucap Fanny pada Nick dengan nada khawatir .
* * *
Sudah jam sebelas malam , ternyata Nick tertidur dari tadi sore dan betapa terkejutnya ia saat melihat sepuluh miscall dan dua messege dari Tiffany yang isinya Fanny minta di jemput karena ini sudah terlalu malam hingga tidak ada bus yang lewat.
Disanggar sudah tampak sangat sepi, dan setah ia mencari – cari Tiffany ternyata dia sudah tertidur di kursi karena kelelahan dengan tubuh yang agak menggigil. Nick yang baru tiba merasa kasihan melihat keadaannya . Wajah Fanny terlihat sangat polos dan cantik. Berbeda sekali saat ia berbicara dengannya yang terlihat seperti preman yang galak. Ditengoknya jam dinding yang berada di ruangan itu ternyata sudah jam satu malam dan Nick masih saja menatap wajah fany tanpa berani membangunkannya . Hingga goncangan keras ia rasakan dibahunya .
“ Hei…. bangun …. bisa – bisanya kau ikut – ikutan tidur disini, harusnya kau membangunkannku tadi “ . Ucap Fanny kusut .
“Ia maaf , sebenarnya tadi malam aku mau membangunkanmu tapi aku tidak tega melihatmu sangat nyenyak . ” Jawab Nick dengan nada yang sangat ngantuk .
Untuk beberapa saat Tiffany terdiam
“ Ya sudah ayo pulang , aku tidak mau semalaman disini “ ucap Fanny parau karena ia juga sebenarnya masih sangat ngantuk.
Diluar tampak jalan yang masih basah karena hujan tadi sore dan hal ini membuat angina bertiu sangat dingin. Tiffany yang tadinya tidak mau berpegangan ahirnya pada Nick akhirnya iapun melingkarnya tangannya ke pinggang Nick.
“ Hash…” pikir Tiffany dalam hati dari pada ia beku kedinginan.
Merasakan hal itu Nick hanya tersenyum dan melihat Tiffany dari kaca motornya dan ia begitu terlihat rapuh melawan malam yang dingin .
Sesampainya di rumah Fanny merasa ada yang aneh dalam dirinya, Dirinya merasa begitu canggung tadi. Ia pun berusaha memejamkna matanya dan berusaha untuk tidur dan tidak memperdulikan apa yang ia rasakan kini. Disaat yang bersaamaan Nick juga mengalami hal yang sama , rasanya ia tidak ingin melepaskan jaketnya karena di jaket itu ada bekas tangan Tiffany disana.
Pagi yang cerah , hingga sinarnya menembus jendela ruangan teater . Tapi pagi ini Fanny terlihat sangat berbeda wajahnya tampak begitu pucat dan tidak bersemangat.
“ Fan……” hari ini kau terlihat tampak pucat , tatap Nick heran
“ Ia….. tadi malm aku tidak bisa tidur, menghafal skrip “ jawabnya lemas dan berjalan meninggalkannya.
Nick benar – benar dibuat pusing dengan perubahan sikap Tiffany .
* * *
Sebulan berlalu tanpa ada kabar dari Tiffany dan hal itu sukses membuat hidupnya kacau . Hingga dia di kejutkan oleh suara sms dari handphonenya . Ia pun langsung melompat senang saat dilihat nama pengirimnya ternyata adala Tiffany, dia berpesan agar Nick datang kepertunjukannya yang diadakan malam ini jam 08.00 .
“ Wah gawat sekarang sudah jam 07.00 “ ucap Nick panic melihta jam tangannya .dengan tergesa – gesa ia berangkat dan berharap masih mendapatkan tempat dalam pertunjukan itu. Ternyata disana namanya sudah terdaftar dan mendapatkan tempat duduk paling depan , tentu saja membuatnya sangat senang.
Di atas panggung tampak Tiffany terlihat sangat cantik dengan balutan baju putih dengan motif bunga . Dia memerankan lakonnya dengan sangat apik , hingga saat yang di tunggu – tunggu penonton yaitu “ kissing scene “ skaligus ending of the story . Tepat pada saat scene itu tiba – tiba terdengar suara dari arah penonton.
“ Stop ..” ucap Nick keras , terang saja hal ini membuat penonton lainnya melihat Nick tatapan aneh, dan Nick pun kembali duduk karena penonton di belakangnya memarahinya tidak kelihatan. Hatinya begitu panas melihat hal itu , walau ia tau bahwa ini hanyalah sebuah pertunjukan saja.
“ Terimakasih sudah mau datang kepertunjukannku “ ucap Tiffany ramah dan hal ini membuatnya tampak terlihat begitu manis dimata Nick.
“ Ia sama- sama“ jawab Nick singkat karena tidak bisa bicara melihat wajah Tiffany yang terasa begitu dekat, andai saja jantungnya bisa di dengar mungkin detakkannya tidak kalah heboh dengan gebukan drum band rock.
Tiffany sebenarnya juga merasakan hal yang sama dengan Nick, sekarang ia merasa canggung jika berdekatan dengan Nick .
“ Aku pergi dulu , teman – temanku sudah menungguku untuk merayakan kesuksesan pertunjukan kami, dan satu lagi kenapa kau tadi beteriak saat pertunjukan berlangsung, tingkahmu seperti orang bodoh saja “ ucap Tiffany polos seolah tidak tau apa-apa.
Nick langsung gelagapan mendengar pertanyaan Tiffany , karena ia takut untuk berbicara yang sebenarnya.
“ Oh…. tadi , aku lupa kalau itu hanyalah pertunjukan “ jawabnya dengan ekspresi tegang dan keringat dingin diwajahnya.
“ Tidak kusangka ternyata kau lebih bodoh dari yang kubayangkan, bagaimana kau lupa kalau itu hanyalah sebuah per…… “ . Tiba – biba Tifanny dibuat diam saat Nick tiba-tiba menciumnya .
Sesaat setelah itu Tiffany hanya tertunduk dengan wajah yang merah .
“ Sarang haeyo …. “ . ucap Nick dengan wajah penuh harap sambil memegang tangan lembut Tiffany .
“ Sarang haeyo , oppa ….. “ . jawab Tiffany sambil tersenyum manis.
* THE END *
Author :
Sometimes Love Is Unpredictable , Love Comes Like Miracle.
By : Mimoo
